submitt

Jalan Ambruk di Selokambang

11:50 PM | , , ,

Jembatan Ambrol Purwosono
         Warga sekitar pemandian alam Selokambang Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur  resah. Pasalnya, sudah hampir 4 bulan ini salah satu jembatan penghubung antar dusun yang ada di sekitar lokasi pemandian wisata milik Pemerintah Kota Lumajang tersebut ambrol. Sehingga, warga harus ekstra hati – hati ketika lewat pada ruas sisi jembatan itu. Jika tidak, mereka akan terperosok dan masuk ke sungai yang tepat berada di bawah jembatan itu.

Namun demikian, pihak kepala desa setempat dengan pihak Dinas Pariwisata selaku pengelola pemandian alam yang ada di Dusun Selokambang Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko seolah lepas tangan dan saling tuding. Bahkan kedua pihak itu, menolak jika jembatan itu menjadi tanggung jawabnya. Herannya lagi, jembatan ambrol itu dibiarkan sampai berbulan-bulan.

Demikian yang disampaikan oleh Sulastini (43) salah satu warga yang menetap di dusun Selokambang itu. Menurutnya, sudah hampir 4 bulan ini kondisi jembatan yang ambruk itu diabaikan. Padahal, jembatan tersebut merupakan salah satu akses penghubung dengan dusun lainnya dan Desa tetangga.

Ironisnya, ketika warga melaporkan kondisi jembatan itu ke pihak kepala desa, malah disuruh lapor ke pihak Dinas Pariwisata selaku pengelolah pemandian Selokambang. Kepala desa berdalih, jika jembatan itu masuk dalam area pemandian Selokambang. Namun setelah warga lapor ke pihak pengelolah pemandian, malah disuruh menghadap ke kepala desa. “Seolah keduanya lepas tangan dan saling tuding Mas,” terangya.

Yang lebih mengkawatirkan adalah, jika pada malam hari jalan di dusun tersebut minim penerangan. Sehinga, kondisi jalan menjadi gelap dan hampir tak terlihat jika jembatan itu ambruk.”Dulu juga ada warga yang terperosok pada jembatan itu Mas, ketika itu hujan lebat dan cauca mendung gelap. Beruntungnya, sepeda motor yang dikendarainya masih menyangkut di bibir aspal yang ambrol itu. Sehingga korban tidak sampai jatuh ke bawah,” terangnya lagi. 

Hal senada juga disampaikan oleh Kartomo (56), menurutnya, warga setempat hanya bisa memasang pelang bambu pada kanan kiri pada jembatan yang rusak itu. Agar jembatan tersebut tidak dilewati oleh kendaraan roda empat. “Itupun kita harus ekstra hati-hati untuk melewatinya, Jika tidak, kita bisa terperosok,” ungkapnya.

Diketahui, jembatan yang lebarnya sekitar 4 meter itu, kini lebarnya hanya tersisa sekitar 75 centi meter saja. Sehingga warga yang mengendarai sepeda motor, ketika lewat pada jembatan itu harus bergantian agar tidak terperosok.

Warga setempat berharap, agar pemerintah daerah segera mau memperdulikan kondisi jembatan yang ambruk itu. Sebab, jembatan itu adalah salah satu akses penghubung antara dusun satu dengan dusun yang lain. Kedepan, agar tidak terjadi lagi korban-korban yang berikutnya.

0 comments:

Post a Comment