SumbersukoNews. Siklus lima tahunan
Pemilukada Kabupaten Lumajang 29 Mei 2013 tinggal menghitung hari. Namun,
berbagai persoalan selalu muncul ketika perhelatan pesta rakyat Lumajang ini
akan digelar. Baik secara langsung maupun tidak langsung,diantaranya, biaya
penyelengaraan dan persaingan tajam ditinggkat grasroot yang sampai saat ini
rentan terjadinya konflik horizontal. Diharapkan, pemerintah Kabupaten Lumajang
dan aparat keamanan harus berupaya menjadikan pelaksanaan Pemilukada Lumajang
berlangsung bersih,aman,damai dan jauh dari konflik.
Jujur harus diakui, hingar bingarnya Pemilukada
kabupaten lumajang memang tidak seramai dengan kabupaten lain. Dan hal itu
merupakan hal yang wajar, karena dalam hal ini ada perbedaan dengan daerah
lain,seperti jumlah penduduk, tingkat partisipasi dan jumlah calon yang muncul.
Jelas sekali Pemilukada kabupaten Lumajang
gaungnya tidak akan sebesar kabupaten tetangga , seperti Jember Dan Probolinggo.
Dan kalau boleh kita berkata jujur, membandingkan Pemilukada Lumajang dengan
dua kaupaten tetangga dalam percaturan politik, tentunya tidak seimbang.apalagi
banyak faktor yang membuat situasi pemilkuda lumajang itu terjadi. Dan tidak
bisa dipungkiri jika suhu poltik di kabupaten Lumajang ini sesungguhnya sangat
tajam. Dikarenakan, dalam sejarahnya dalam tahun ini Lumajang terjadi
konflik besar yang tidak lepas dari peran elit politik. Ditambah lagi ego
penguasa. Pemilukada yang menghimpun banyak orang dan rawan akan gesekan yang
diyakini bisa berdampak terjadinya konflik.
Sekarang ini banyak isu yang dikembangkan
berkaitan dengan jelang Pemilukada Lumajang 29 Mei 2013.Salah satunya isu Suku,
Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).apalagi budaya masyarakat lumajang adalah
suku campuran jawa-madura atau dengan kata lain (Pendalungan) dikuatkan lagi
dengan beragamnya etnis, suku dan agama yang dimungkinkan akan terjadi konflik
horizontal. Berkaitan dengan hal itu, Pemilukada kabupaten lumajang tidak lepas
adanya konflik sosial.Seperti, semakin meruncingnya empat pasangan calon yang
ada di Kabupaten Lumajang. Dimana empat pasangan calon Bupati dan wakil bupati
ini merupakan kumpulan dari beragamnya etnis masyarakat yang sudah
terwakili.
Apalagi, pasca ditetapkan empat pasangan calon,
sebagai calon cabup dan cawabub oleh KPUD Lumajang, tidak menutup kemungkinan
akan terjadi gesekan antar pendukung yang mewakili etnis masing-masing, meski
gesekan itu tidak terjadi secara terbuka. Karena masyarakat Lumajang sekarang
ini masih mampu menahan diri meski banyak provokasi yang sampai saat ini dengan
sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Potensi terjadinya konflik pemilukada di
kabupaten Lumajang dimungkinkan akan terjadi,ketika empat pasangan calon Bupati
dan wakil bupati ini pada kampanye terbuka. Prediksinya, siklus 5 tahunan
sekarang ini akan menimbulkan konflik antar etnis di masyarakat kabupaten
Lumajang. Dan pemicunya beraneka ragam,dan tidak menutup kemungkinan,
pemilukada Lumajang akan membangkitkan adanya sentimen pribadi,etnis dan
golongan, yang pada akhirnya akan terjadi konflik.
Oleh karena itu,banyak harapan masyarakat
Lumajang agar dalam gelaran kampanye Pemilukada tidak terjadi konflik antar
pendukung yang mengakibatkan kelangsungan proses demokrasi diLumajang.
Karenanya, diharapkan pemerintah,aparat kemananan, KPUD lumajang dan semua
lapisan masyarakat Lumajang harus bisa mengambil sikap dalam penyelenggaraan
Pemilukada lumajang. Konflik terbuka bisa saja terjadi apabila masing-masing
pihak yang berkepentingan mencoba menyulut api dan mengobarkan rasa
kebencian.
Dan sudah waktunya,sikap toleransi dalam
Pemilkuda hukumnya wajib diciptakan,agar mampu menjaga keharmonisan
dimasyarakat, Manakala hal itu tercipta,besar kemungkinan kabupaten Lumajang
yang kita cintai ini akan kondusif, damai dan jauh dari konflik. Yang
terpenting,masyarakatnya bisa hidup rukun dan damai. Amin
0 comments:
Post a Comment