UPK Sumbersuko - Jakarta: Penghematan listrik di lingkungan Istana Kepresidenan
Jakarta sudah dilaksanakan. "Berbeda dengan hari sebelumnya, sudah
banyak lampu yang kita padamkan. Kalau berkeliling melihat kompleks ini,
sudah hampir separuh mungkin yang biasa kita hidupkan, tidak kita
hidupkan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada
acara penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2011 di
Istana Negara, Rabu (30/5) pukul 10.00 WIB.
Pada kesempatan itu, Kepala Negara mengilustrasikan kisah bangsa Jepang
yang melakukan penghematan energi besar-besaran usai Perang Dunia II.
"Negara dan bangsa Jepang waktu itu bertekad untuk kembali membangun
negaranya dari puing-puing peperangan, membangun kembali
perekonomiannya. Salah satu yang dilakukan dalam misi maha besar itu
adalah melaksanakan penghematan atas banyak hal yang mesti dihemat,
termasuk penghematan di bidang energi, penghematan penggunaan listrik,"
ujar Presiden SBY.
Konon, pada saat itu Tokyo gelap di malam hari. Hanya dua gedung yang
listriknya tetap menyala, yaitu gedung para pejabat Jepang yang bekerja
24 jam untuk memikirkan pemulihan ekonomi negaranya dan membangun Jepang
pasca Perang Dunia II.
Ilustrasi kedua yang dicontohkan Presiden SBY masih mengenai bangsa
Jepang, namun kali ini adalah pasca musibah tsunami yang melanda Negeri
Sakura tahun lalu. "Ketika itu ada gangguan sumber listrik, yaitu
pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang yang mengalami kerusakan,
berkurangnya supply listrik, maka juga dilakukan penghematan pada saat seperti itu," Presiden SBY menjelaskan.
Ketika berkunjung ke Jepang dan bertemu dengan PM Naoto Kan serta Kaisar
Akihito, Presiden SBY melihat banyak lampu yang dimatikan di dalam
kompleks pemerintahan. Jepang yang merupakan ekonomi terbesar ke-3
dunia, pada saat negaranya mengalami kesulitan, juga bersedia untuk
melaksanakan penghematan.
"Pidato saya tadi malam, yang saya sampaikan kepada seluruh rakyat
Indonesia, saya sungguh berharap mari kita bergandengan tangan untuk
melaksanakan penghematan energi karena ada tekanan APBN kita," ujar SBY.
"Kita memilih tidak menaikan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik sekarang
ini, tetapi agar selamat segala sesuatunya, agar aman APBN kita, maka
opsi satu-satunya adalah mari kita lakukan penghematan energi secara
signifikan," Presiden SBY menandaskan. ( Ari - UPK Sumbersuko )